Tuesday 31 March 2015

Cinta

Kali ku tahu,
Cinta manusia dipenuhi ego
Cinta manusia tiada abadi
Cinta manusia hanya fana

Ya Rabb maafkanlah,
Aku fakir cinta-Mu
Aku dirundung cinta makhluk-Mu
Aku terlalu mencinta dunia-Mu

Padahal aku tahu pun mengerti
Tiadalah cinta manusia berarti
Cinta pada-Mu lah penuh arti
Cinta pada-Mu lah sejati

Maafkan hamba-Mu ini
Yang dirundung cinta dunawi

Monday 30 March 2015

Hidup 2

Sang juara, gelisah hidupnya
Tiada tenang dalam langkahnya
Diburu tanggung jawab dirinya
Tiada puas akan apa ia sekarang

Jiwanya terbakar asa
Melolong mengaung rasa
Tubuhnya menikmati rasa sakit
Melawan riuh gemuruh langit

Sampai tiba, langit menjadi singgahsana
Hidupnya bagai dewa kahyangan
Dunia tak lagi seluas dulu
Dunia tak lagi sekeras dahulu

   Hingga titik tertentu,
   Ia kembali rasakan resah
   Apa yang diterka tak jua dijumpa
   Segalanya ia rasa hampa

Ia rasa, waktunya kian dekat
Ia takut, meneriaki langit penuh resah
Ia sadar, hidup ini bukan miliknya
Ia lupa, Tuhan bukanlah legenda fana
 

Tuesday 24 March 2015

Bertahan

Tuhan,
Kalau sedang begini
Aku teringat ajal menanti
Begitu dekat begitu terikat
Terus mendekat kian mengikat

Tubuh ini rasanya hanya tinggal kewajiban
Meninggalkan selaksa hak yang terbeban

Antara Ada nan tiada
Antara dunia nan akhirat
Antara fana nan kekal

Aku tetap berbaring menanti
Berharap keajaiban mengampiri
Oh Tuhan

Saturday 21 March 2015

Kadang

Kadang aku hitam
Menyimak dalam kelam
Mendengar kelakar olokkan
Menatap dengan raut kelompang
Menyeru lewati mentari
Menari dalam pilu hati

        Setidaknya aku tak hidupi angan-angan
        Setidaknya nurani kerap merindu Tuhan
       
Kadang aku hitam
Menyenak perih geram
Merasuk gelapnya malam
Tertawa dalam perih
Menangis dalam sendu

Kadang dunia memang bersendu
Melolong meraung mengaku

Friday 20 March 2015

Sang penyair tenang

Untukmu sang penyair tenang,

Untukmu yang menopong parang
Untukmu yang menderu perang
Untukmu yang aku senang
...

Menghidup aku gelap terlantar
Menghadap langit-Mu ku mengacar
Tiada arah, panah melesat sembarang
Tak tau apa, Jasad merapuh tak bersarang


                             Belum, belum ku temukan
                             Kau, kaulah yang temukan
                             Kau dengan syairmu itu
                             Dengan keindahan mu

Yang merogoh palung
Yang menyiksa relung

Yang hanya satu spesies berpaut
Yang hanya kita gila akan raut

Kita satu dalam seribu
Kau pelita dalam kelabu
Aku meronta dalam ilmu-mu

Terimakasih-ku pada-mu
Sang penyair tenang

letter G

Monday 16 March 2015

Masih

Tulisannya masih kusimpan
Kadang ku baca kembali
Kadang ku senyum sendiri
Kadang ku sedih sendiri

Hidup ini

Aku tahu hidup tak semudah tulisan
Aku tahu hidup tak semudah ucapan
Tapi aku masih menulis
Tapi aku masih berucap

Karena,
Aku tahu tulisan bisa memudahkan hidup
Aku tahu ucapan bisa memudahkan hidup

Jadi,
Aku akan terus menulis
Aku akan terus berucap

Agar,
Hidup ini terasa lebih mudah
Hidup ini terasa lebih mengasyikkan
Hidup ini terasa lebih nyaman
Hidup ini terus bisa ku hidupi

Thursday 12 March 2015

Berbeda

Benar saja, tak pernah kurasakan sebelumnya
Hadir dalam tiap renungan, semoga kaulah orangnya
Benar saja, berbeda dari yang lalu-lalu
Hadir dalam lamunan, semoga benarlah adanya

Monday 9 March 2015

Pengecut dan Janji

Sadar diri ku kian paham.. diri ini tak layak dibanggakan, pengecut yang hina.. Apa yang bisa dibanggakan? Hari ini, semua sedang bertempur, menerjang sulitnya hari pertama US.. sedang aku meringkuk dalam kasur, menyerah akan keadaan, kabur dari kenyataan..

Hal bodoh yang kulakukan selama ini tak ada perubahan, tak ada perbaikan.. Tetap ku lakukan, mungkir dari ujian.. Sebuah tindakan hina, yang dilakukan oleh pengecut.. Yah aku lah itu.. Pengecut yang tiada mencoba memberanikan diri.. pengecut yang hanya bisa berkata.. MashaAllah.. Sampai kapan aku seperti ini? Sungguh neraka lah tempatku bila tak ku ubah diri, tak benahi diri.. HINA.. PENGECUT.. sekali lagi ..



Aku takut.. takut akan nilai buruk? ya takut akan duniawi.. takut pada duniawi adalah takut yang paling hina.. dan aku t'lah tenggelam dalamnya.. tak galau dalamnya... tak parau hatiku.. baru lah kini ku sadar.. ku paham, tindakanku sama saja dengan narkoba, sama saja dengan minuman keras, SAMA SAJA!! Bahkan lebih PARAH!! escape from reallity .. Kabur dari kenyataan.. menyerah..

Ingin aku berubah, ingin sekali, kiranya.. Kuminta blog ini, catatan seorang pengecut ini, menjadi saksi bisu atas janji ku :

AKU BERJANJI UNTUK TIDAK MENJADI PENGECUT
AKU BERJANJI UNTUK TIDAK MENYERAH AKAN KEADAAN
AKU BERJANJI UNTUK TIDAK KABUR DARI KENYATAAN

Semoga aku tak akan melanggar janji ini.. Ya Allah bantu aku.. Laa Hawla wa Laa Kuwata ila billah..  Bantu aku ya Rabb.. Tuntunlah aku pada jalanmu..

Sekian .

Letter F

Thursday 5 March 2015

Iri dalam kebaikankah? Atau sangsi? Mungkin meluruskan..

Tinggal sejumput tempo, kami hadapi beberapa ujian.. UN, SBMPTN.. Nurani kamipun tergerak, bukan paksaan, rasa tanggung jawablah yang membuat kami asa..

Seperti biasa aku berusaha melihat kejadian ini secara adil dan menyeluruh.. Ku lihat secercah masih bermain dalam khayal, bermain dalam duniawi.. Tapi pun mereka berusaha keras, itu hanya untuk meregangkan otak.. Beberapa tak rela, tak sudi bila kawan mati-matian mereka.. Mungkin hanya sekilas.. Aku hanya ingin sedikit mengeluh, tentu aku manusia biasa yang masih butuh mengeluh..

Begini.. Pernah pasti kalian lihat dan dengar kawan sedang belajar, tibalah kawan lain datang dan protes penuh dengki "Kok belajar terus sih? ane aja nggak belajar..". Terkadang terlihat dari raut dan intonasi bicara, bahwa ia tak senang melihat kawannya berusaha, mungkin takut? takut kalah? Iri dalam kebaikan? Sungguh boleh iri dalam kebaikan.. Memotivasi diri untuk ikut berusaha.. Tapi tak sadarkah kadang celotehan ini membuat yang lain tidak enak untuk melanjutkan usahanya? Apa kalian senang bila ia berhenti belajar? lalu mendapat takdir buruk? Celaka.. Celaka... Tak perlulah omongan itu dilontarkan.. Cukup pendam dalam hati.. Lalu berusaha.. Ikut berusaha..



Lalu, aku akan tenden mengimbau kita semua, bahwa menuntut ilmu haruslah dengan niat yang baik.. Mungkin sedikit kutipan buku "Maraqi Al-'ubudiyyah" karya Sekh Nawawi Al-Bantani ini akan membukakan pikiran kita juga nurani kita..

"Ketahuilah wahai orang yang memiliki tekad kuat dan kesungguhan dalam menuntut ilmu.. 

Jika engkau menuntut ilmu agar engkau semata yang menjadi alim lantaran ilmu itu amat berharga, atau untuk berbangga diri dan bersikap angkuh, atau agar bisa mengungguli sesama penuntut ilmu, atau untuk menarik simpati orang demi meraih kekayaan materi yang kelak akan sirna dan memperoleh kedudukan di sisi penguasa, sesungguhnya engkau telah merusak agamamu dan menghancurkan jiwamu. Karena engkau telah menempatkan dirimu di depan murka Allah, serta menjual kehidupan akhirat dengan kehidupan dunia sehingga perniagaanmu mendatangkan kerugian. Sebab, kehidupan dunia tidak memiliki nilai apa pun dibanding kehidupan akhirat. Transaksi perdagangan yang kaulakukan pasti hancur, dan tidak ada kebaikan sedikit pun yang diperoleh darinya. Kesemuanya itu adalah gambaran ilmu yang tidak bermanfaat.

Dalam hal ini, gurumu adalah pembantumu dalam kemaksiatan yang kauperbuat dan mitramu dalam kerugian yang kau derita layaknya orang yang menjual pedang kepada para perampok, sebagaimana sabda Rasulullah saw, "Barang siapa yang menolong (orang) untuk berbuat maksiat walau dengan setengah kata maka sesungguhnya ia telah bersekutu dengannya (dalam perbuatan maksiat tersebut)."

Dalam hadis lain disebutkan, "Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim, sedangkan (mengajarkan) ilmu pada orang yang tidak layal mendapatkannya ibarat orang yang mengalungkan mutiara, permata, dan emas pada seekor babi." Dengan kata lain, mengajarkan ilmu kepada orang yang tidak layak mendapatkannya adalah perbuatan zalim. Oleh karena itu, hendaknya setiap orang berilmu bersikap waspada dalam segala hal, serta memperlakukan orang lain sesuai dengan kedudukan dan keadaannya, layaknya seorang tabib yang harus memberi obat sesuai penyakit yang diderita pasiennya.

Apabila niat dan tujuanmu dalam mencari ilmu untuk mendapatkan hidayah Allah, atau dengan tujuan menghilangkan kebodohan diri sendiri dan orang-orang yang bodoh; atau untuk menghidupkan agama dan membela Islam dengan perantaraan ilmu yang kau dapat; seraya berniat memanjatkan syukur kepada-Nya atas karunia akal dan kesehatan badan yang telah dianugerahkan Dia kepadamu, bukan sekadar meriwayatkan atau menukil dari para ulama maka bergembiralah, sesungguhnya para malaikat telah ridha terhadap apa yang kaulakukan. Mereka akan membentangkan sayap-sayap mereka untuk menjadi tempat pijakan kakimu saat engkau berjalan, sebagai pernyataan ridha atas upayamu."


Subhannallah.. Kutipan paragraf-paragraf buku itu ialah pengingat kita.. Pengingat agar kita meluruskan kembali niat kita dalam menuntut ilmu.. Jangan sampai kita salah tujuan.. Celakalah kita.. Sungguh aku hanya ingin mengingatkan kita semua.. karena aku pun terkadang masih terlena.. aku pun dikelilingi dosa, pun kesalahan.. 

Semoga postingan kali ini bermanfaat untuk kita semua.. Tetaplah pada jalan-Nya.. Tetap menuntut ilmu.. Tetap menjaga hati dan pikiran kita.. 

...
Ilmu terkadang membuta
Melalang meronta
Mengusang permata
Memaki kata

Ilmu seharusnya membuka
Mendukung menata
Mencurah raga
Merangsang kata

Ya Allah luruskanlah
Ya Allah tatalah
Ya Allah tuntunlah

Letter G

Sunday 1 March 2015

The Ultimate Power of Al-Qur'an

Bismillahirrahmanirrahim..
"Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan (5) Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan (6) Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain) (7)" Al-Insyiraah (94: 5-7)

Subhanallah.. Kutipan nas-Mu yang satu ini, sungguh pedoman yang tiada sahaya lupakan selamanya.. Baru secercak nas-Mu ku lihat sekilas, sudah menjadi jawaban banyak pertanyaan-ku.. Bila ku pelajari seluruhnya, sungguh selaksa ilmu dunia-akhirat 'ku dapatkan.. 



Sekutip Ayat Al-Insyiraah ini, menggugah semangat 'ku.. Menjawab segala kemalasan, alibi dan alasan.. Bagaimanapun semangat manusia, tak mungkin bisa berada dalam peek performance dalam jangka lama.. Sulit sekali, bila mampu, kalian sangat hebat.. Karena memang Istiqamah ialah suatu yang sangat sulit,, Penggalan ayat ini merupakan sedikit mantra, diantara beribu mantra self motivation.. Menurutku inilah yang paling ampuh.. Karena memang to the point pada tujuan seluruh manusia ini hidup, ialah "Beribadah kepada Allah" .. Dengan memingat potongan ayat itu.. Kita langsung bisa ingat, bahwa Allah pun memerintah kita untuk terus berusaha.. Kita tidak boleh puas dengan apa yang kita peroleh (tentu dalam konteks positif ex : ilmu) .. Sungguh celaka kita bila puas dengan apa yang kita miliki sekarang.. Karena Allah telah memrintah kita bahwa bila telah selesai pada suatu urusan, haruslah sibukkan diri dengan urusan yang lain.. Dan kita akan terus berkembang.. Ini salah satu kunci, kunci dari kesuksesan manusia memperoleh ilmu sebanyak-banyaknya..

This is the UNBELIEVABLE POWER of Al-Qur'an.. This is islam as RAHMATAN LIL 'ALAMIN!