Wednesday 29 April 2015

tunggulah.. Aku akan menulis lagi.. Sekarang2 ini maaflah bila aku libur sejenak.. Niatnya agar lebih fokus pada yang aku lakukan sekarang.. Halaah berlebihan mungkin ya.. Mungkin memang.. Tapi kelak aku berjanji.. Aku akan berbagi pengalamanku di dunia perkuliahan dan dunia yang sebenarnya.. Di negeri para bedebah ini.. Yang katanya gemah ripah loh jinawi..

Sunday 26 April 2015

semua manusia memiliki kisah romannya masing masing.. Tidak semua bahagia memang.. Tapi kebanyakan yaaa bahagia lah barang kali.. Lantas kapan? Kapan kau mendapatnya? Kapan aku mendapatnya? Kapan kita mendapatnya? Tak perlu.. Benar benar tak perlu dipertanyakan.. Bukan kah kau ingin mendapat suatu roman yang ajaib nan bahagia selamanya? Lantas tak perlulah kau yang memaksakannya.. Kuasa apa kau pada hal seperti itu? Benar benar kita tak kuasa atasnya.. Sudahlah.. Bukankah kau memiliki Tuhan? Ia jauh lebih berhak.. Ia lah atas segalanya.. Ia pula yang menentukan siapa 'roman' mu.. Bila tetap kau bersikeras untuk egois memaksakannya.. Ya kau akan 'hanya' mendapat apa yang kau usahakan itu.. Yang barang kali bukan jodohmu.. Ayolah.. Lihat alam ini.. Semua hanya milik-Nya.. Benar benar tidak ada satupun yang sungguh sungguh milik kita.. Lantas pantas kah kita memaksakan kehendak?

Saturday 25 April 2015

apa ini itu?

bahkan sedikit mengerti saja belum..
jauhlah dari faham..
mungkin iya faham, tapi apa toh artinya faham bila ini hanya ilmu mati saja .. Tak ada praktiknya ..
dalam praktiknyapun aku mungkin berperan sebagai korban.. Bukan pelaku.. Lantas dimana indahnya? Apa iya hanya dongeng? Tak mungkinlah. Toh banyak sekali yang menikmatinya.. Bernaung dibawahnya.. Sangat percaya padanya.. Tapi lagi lagi mana? Mungkin sebenarnya benar benar dekat denganku.. Hanya saja sedang dibutakan dengan yang satunyalagi.. Yang berjubah indah padahal hanya jubah.. Dalamnya tetap saja nafsu.. Sial.. Apalah itu artinya..

Friday 24 April 2015

terlalu


Semua tentang mereka
semua tentang kita
ah.. Peduli setan dengan ini itu!
apalah gunanya.. Begitu jeri aku pada kau
tak lagi takzimlah.. Sedikitpun tak lagilah
persetan dengan ini itu!
kututup lagi lah
tak percaya lagi lah
lebih baik ku membatu
dari pada hancur berderu
hanya karena angan tipu
aku berseteru berpeluh rapuh
menyedihkan .. Aku makhluk menyedihkan
aku ingin kembali
kembali persetan dengan rasa
kembali membatu menutup pada segala


Namun aku tlah terlalu dalam
dalam angan khayal penuh derita
yang bawakan bahagia dan siksa

cita cita yang terganti

Cita cita yang tetganti.. Ini yang terjadi padaku.. Ambisi untuk menjadi seorang ceo.. Pengusaha besar.. Bekerja di perusahaan multinasional.. Itu semua hanya cita cita bayang bayang.. Itu semua milik kakak ku.. Sama sekali bukan milikku..


Aku sadar ketika sedikit membaca buku buku karya guruku tere liye.. Itu semua menyadarkanku betapa naifnya diri ini.. Seperti copy cat.. Bahkan lebih buruk.. Ini namanya plagiat.. Buruk sekali.. Seperti mencuri karya org lain.. Sama saja bukan? Cita cita itu disusun oleh pribadi masing2 menjadi sebuah rangkaian cerita yang indah .. Dan ya.. Aku tlah memplagiat cita cita kakakku, naif memang..


Dan aku baru menemukan yang benar benar dariku.. Benar benar keinginanku.. Dokter..


Mengapa? Tak perlu ditanyalah.. Biar hanya Tuhan dan aku sendiri yang tau..


mungkin ini list cita citaku yang baru :
Hafidz Qur'an
Penulis
Dokter spesialis (...)
Ahli puasa


Sederhanalah.. Kurang lebihnya seperti avicenna (ibnu sina).. sungguh sulit.. Sulit sekali.. Karenanya aku berpegang pada 'laa hawla wa laa quwata illa Billah' hanya padaMu..
tapi aku tetap ingin kau mengingatku.. Meskipun itu memang bukan hakku.. Aku hanya ingin.. Ya aku rindu..

Thursday 23 April 2015

bumerang

setidaknya aku faham arti suka pun cinta.. Ia benar benar tak perlu selalu saling memiliki.. Memang diciptakan untuk pembelajaran.. Belajar bahagia.. Belajar bersedih.. Tak perlu melewati batas.. Yang biasa biasa saja.. Toh memang slalu bahagia pada akhirnya.. Bukan waktunya barangkali.. Yang sudah biarlah menjadi kenangan pun pengalaman


untuk kau kau yang senang bermain perasaan.. Senang jika diri dicintai banyak kaum hawa/adam.. Cobalah tanya pada diri sndiri.. Benarkah rasa senang itu? Atau hanya tipudaya? Atau memang suatu kesenangan sejati?


seluruh dunia mencintaimu atau satu orang yang kau cintai mencintai mu? Pilihan.. Memang pilihan segalanya..


aku ingin kelak sluruh gundah ini kan terobati oleh hadirnya sosok 'mu' yang entah siapa entah dimana entah kapan.. Setidaknya sosok 'mu' ku harapkan ialah sosok yang aku merasa menjadi laki2 paling bahagia kerna mndapat 'mu'..


entah annelies mellema dari tetralogi pulau buru.. Entah hayati dari tenggelamnya kapal van der wijk.. Entah sang gigi kelinci dari rembulan tenggelam di wajahmu.. Kelak akan ku beri nama mu sendiri dan aku janji akan menuliskan kisah sosok 'mu' dan 'ku' mnjadi sebuah roman pribadi.. Tak perlulah penilaian media.. Ini kisah ku kelak..


'seniman akan sama saja dengan pelacur bila ia membuat karyanya bukan kerna kata hatinya' -jean marrais 'tetralogi pulau buru'

Wednesday 22 April 2015

if we are meant to be together. Then in the end we will be together and you'll be mine till death do us part..

maaf


benar saja.. Tulisan itu bisa mengerikan bisa pula menyejukkan.. Bila dipakai untuk baik, maka baiklah buahnya. Namun bila dipakai untuk buruk, juga buruklah buahnya.. Ia bisa merubah, merusak, mengobati. Aku terkadang terlarut dalam emosi, dan menjadikan tulisan sebagai senjata, ternyata buruk, buruk sekali. Banyak hati yang tersakiti. Aku harus lebih hati hati lagi. Harus banyak Belajar lagi.. Maafkan tangan ini, maafkan diri ini. Yang mungkin terlalu dingin menulis sesuatu. Maafkan.

Tuesday 21 April 2015

...

kau perlu tau
dibalik lisanku
hati tak berdayaku
dibalik celotehanku
tetap manusiaku


dibalik senyum diamku
tetap sakit hatiku


taksadar kah kau datang?
laksana indah pada riang
pada makhluk ini
yang persetan pada hati


ya
kau lebur batuku
kau basuh denganmu


sial
fikrah ini lebih
lebih ku kukuh


namun tetap
datang mu beri sejuk pun luka
datang mu beri warna pun duka


kau beri bekas yang kekal
bekas bahagia bekas sesal


namun tetap
padamu lah diri ini
hingga kelak kau caci maki diri ini

Monday 20 April 2015

Ini pahit dalam nyata

Curahan ini, sedikit menyedihkan, riil dari nyata.

Sadar ku sekarang, kekalahan tokoh 'jahat' hanya pada dongeng, khayal nan indah, di sini, di 'bumi para bedebah' ini, tokoh jahat kebanyakanlah yang menang, tokoh jahatlah yang menguasai. Barangkali 'jahat' dan 'baik' pun sekarang relatif. Celaka, bahkan yang dahulu itu 'baik' sekarang akan menjadi 'jahat'.

Sial, topeng itu begitu kuat, bahkan kerelativitasan 'baik--jahat' pun merajalela, celaka, benar benar laknat aristokrat itu. Kelompok berkepentingan itu, sial sampai-sampai tak ayal aku hina mereka. Geram sekali rasanya.

Lihat !

Lihat, segala tiada bersanding
Mencinta dalam topeng derita
Lihat, segala dipenuhi tanding
Merangkul dalam topeng berita

Percaya,
Yakin,
kukuh

Tulus benar aku dalam segala
Kian tertikam dalam prasangka
Kalilah tak baik itu tulus?
Kalilah tiada kan baik lagi?


Dari-ku Pada kalian (memento 1)

Tulisan ini, bisa jadi yang paling serius dari yang pernah ku tulis, sebuah memento, dariku pada kalian (dari kaca mata pribadi), mohon diterima.

"kitalah sebuah pasukan, sekelompok pujangga bala dewa, sekelompok manusia peretas buntu, pembuka jalan, penimba ilmu dunia akhirat, pembawa panji Tuhan. Kelak kita akan menyinari dunia yang terlanjur diselimuti para bedebah ini, melepas kekangan dari manusia manusia aristokrat berkepentingan pribadi, dipenuhi ego dan berahi. Ya, semoga saja semua yang mustahil itu kelak kan kita lakukan, dan tidak lagi mustahil."

Kalian 29 manusia, laskar madani, yang tlah memberiku selaksa pelajaran, selaksa pengalaman.

Aku akan tenden memberikan sebuah persembahan terakhir, sebuah memento yang kelak akan menjadi refleksi untuk kita masing masing, sebuah media untuk kembali. Inilah kalian bagi ku.

1. Dimulai dari sang ketua, sang jendral kami, Andrian Ubaidillah Aziz
Sosok ketua yang mapan dan tangguh, memiliki fondasi yang kuat sebagai pemimpin yang hebat, bagaimana tidak hebat? tlah membawa kami yang berasal dari berbagai ranah, menjadi suatu keluarga, suatu laskar. Ia memiliki kepribadian naturalnya sebagai 'thinker', seorang yang memiliki keseimbangan, dunia pun akhirat ia tuju.

Calon akuntan, sebuah pekerjaan yang kuat, profesi yang disegani oleh banyak kalangan. Semoga akan menjadi akuntan yang berada tetap pada jalan-Nya. Aku percaya, ia orang yang istiqamah, imannya tidak sembarangan.

Kesehariannya, ia merupakan sosok sederhana yang rendah hati, membenci ghibah, bergaul dengan segala. Aku sering takzim melihatnya, terutama sikapnya terhadap kaum hawa, sungguh hebat. Ia benar benar menjaga pandangannya, menjaga lisannya, menjaga hatinya (?). Mungkin saking hebatnya ia menjaga mata, lisan, dan hatinya, terkadang beberapa perempuan tak senang dengan sikapnya, dikira sombonglah, atau apalah. Memang celaka, orang yang berani menjaga pandangannya malah dianggap sombong. Ini salah satu kesalahan mental kawula muda muslimah zaman sekarang.

Kurangnya? Ya.. Tentu, di sini aku tak akan ayal untuk memuji pun mengkritik. Sungguh segala punya kekurangan pun kelebihan. Untuk ubay, menurutku kekurangannya, mungkin memang sedikit kaku, tidak luwes, dan sepertinya kurang berani. Yah tapi disamping itu semua, benar benar aku bersyukur, ia datang di waktu yang tepat, sehingga menjadi ketua dari laskar ini. Tidak banyak yang sosoknya bisa dihargai oleh semua. Ini satu lagi hebatnya, aku tidak pernah mendengar seseorang sedang meng-ghibah dirinya, ya memang mungkin ini anugerah dari-Nya, karena sikapnya yang tak senang ghibah, maka dihindari pulalah dirinya dari ghibah. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat khususnya untuk ubay agar kedepannya semakin lebih baik lagi, dan semoga menerima kritikan yang mungkin sedikit tak enak didengar ini. Terimakasih telah memimpin kami, kau benar benar tlah menyelesaikan tugasnya dengan sangat sangat baik.

Selanjutnya akan dilanjut pada memento 2, 3, dan seterusnya. -serial 'memento'

Sunday 19 April 2015

Pada sang ...

Mudah sekali ku tertipu, jatuh pada lubang yang sama, sial. Lebih buruknya, aku nyaman dalam lubang itu, terasa sial ketika telah selesai, terasa lacur segala ketika hancur. Ya.. Tak lagi lah, mudah sekali tertipu dengan kata kata. Kau tau, aku tak pernah bermain dengan suatu yang se-'serius' itu, tidak, sekali lagi tidak. Jadi bila kau hanya bermain, lebih baik diam, tak perlulah diumbar, apalagi pada sang mudah, tak layak aku, tersadarku, kau bermain. Aku rasa tak usah lah anda merasa, jelas sekali bukan anda. Tapi ini hanya untuk sang, sang mudah, sang segala. Sudah ku bilang jangan mudah berkata. Pun diri ini yang salah. Terlalu mendengar, mendengar yang baik, mendengar yang buruk, padahal dari manusia, yang toh merekapun mungkin tidak lebih baik pun lebih buruk. Haruslah belajar memilah lagi, yang mana yang layak dan tak layak. 

Tidak tidak, aku tidak begini, hanya sedang kesal, aku tetap menerima, tetap mendengar, tetap menganggap layak. Hanya aku sedang kesal pada sang mudah. Sang ... ya sudahlah aku ini yang salah. Tak perlulah sesal itu. Kau benar, sungguh benar. Aku saja terlalu cepat menyimpulkan, padahal hidup ini tak ini saja. 

Sang

Bumi ini
Bumi manusia ini
Nafsu manusia ini
Rasa manusia ini

Semakin, semakin
Kian, kian

Tak ada pasti dalam hati
Jaga lisan, jaga hati

Membara rasa tak tentu
Tak layak rasanya menentu

Aku,
Diam
Lamat
Gelap
Senyap

Bumi ini
Bumi manusia ini
Nafsu manusia ini
Rasa manusia ini
Tak ayal kian merusak diri

Teruntuk-mu sang mudah
mudah datang
mudah pergi
Teruntuk-mu sang luka
luka batin
luka hati
Teruntuk-mu sang rasa
rasa senang
rasa sesal
Teruntuk-mu sang jalang ...

Letter F

Thursday 16 April 2015

Bukan hakku

Aku ingin mencintai dalam diam
Menyayangi dalam malam
Mengagumi dalam sepi
Menyantun dalam pedih peri

Tak perlulah bergombal ria
yang
Entah sekarang
Entah kelak
Kan hancurkan bahagiamu

Akupun tak pernah berkuasa atasnya
Bukan hak-ku pun kau

Tuesday 14 April 2015

senja ranah madani

Riuh semilir angin senja
setelah bergilir kami bekerja
Kau siratkan nikmat-Mu dalam sendu
nikmat yang kini kami merindu


Hamparan lembayung kian menyala,
setelah kini kami kerap mencela.
gelap gulita terbayang manis aksara,
tak lagi faham akan nirwana pun jahanam


Kami menghina dalam hina
menyendu dalam sendu


Kian kami ingat-Mu
Kerap kami merindu peluk-Mu

Sunday 12 April 2015

Addu'a UN


Ya Rabb.. Maha Mendengar.. Maha Pengasih.
Aku memohon kepada-Mu
Kau pun tahu aku akan melewati ujian duniawi Ini.. Yang sedikit banyaknya mempengaruhi masa depanku
Ya Rabb.. Aku hanya meminta-Mu agar semuanya dapat kulewati dengan lancar. Dan akupun meminta-Mu agar memudahkannya Dan jangan Kau persulit.
Aku sudah berusaha ya Rabb.. Setidaknya aku melakukan yang aku bisa ya Rabb!
Dan sekarang aku hanya sanggup memohon menyungkur menyimpuh pada-Mu. Menyerahkan segalanya pada-Mu.
untuk hasilnya.. Kau lebih tahu yang terbaik untukku. Tentu kau selalu memberikan yang terbaik. Aku hanya memohon agar hasil yang Kau berikan akan membuat:
Kau meridhoi aku
orang tuaku meridhoi aku
teman temanku meridhoi aku
aku semakin mencintai-Mu
aku jauh Dari penyakit hati
aku jauh Dari kesombongan Dan ego
aku jauh Dari sifat hewani
aku semakin merunduk
aku semakin merendah
aku semakin kuat menerima takdir-Mu
...
akupun mints maaf terlalu banyak menuntut pada-Mu ya Rabb.. Padahal dosaku menggunung tinggi..
Ya rabb kabulkanlah! Aku bersujud bersimpuh padamu.. Ya rabbana wa taqabbal du'ai..

nasihat 1


Jangan bangga atas rahasia yang banyak kau ketahui. Ketahuilah, rahasia adalah sesuatu yang bila diketahui orang lain maka si pemilik rahasia ini akan merasa tidak senang, bahkan barang kali dendam yang berkepanjangan. Jadi semakin banyak rahasia yang diketahui maka ... Yah begitulah aku rasa sudah dapat disimpulkan..

Saturday 11 April 2015

Aku memang hina

aku memang hina
banyak berbicara keikhlasan
banyak berbicara ketulusan
tapi masih meringkuk dalam ketakutan duniawi
takut miskin
takut kalah
takut apalah
tersadar rezeki tlah Kau atur
tetapi tetap ku tersungkur
aku tahu betapa hinanya aku
jadi, aku terus meminta pertolongan-Mu
agar dijauhkan dari ketakutan duniawi
dari kebanggaan duniawi
dari kesombongan duniawi
dan ego manusia serta birahi
tapi tetap takkan menghilangkan kehinaanku
karena sungguh aku memang berasal dari hina
dan setinggi apapun aku kelak, akan tetap berakhir hina
karena aku hanya pesuruh-Mu ya Rabb semesta alam
aku hanya perlu lebih mencintai-Mu
ketimbang dunia fana-Mu

Thursday 9 April 2015

Rembulan Tenggelam di Wajahmu


sempurna..
5 pertanyaan 5 jawaban.
novel yang sangat kaffah! Sempurna.
Sungguh kau memuat 60 tahun perjalanan seorang pribadi yang berjuta pengalamannya dengan indah. Dibalut selaksa nasihat. Bukan nasihat biasa. Nasihat yang kau simpulkan dari panji panji Tuhan. Dari kitab Maha Sempurna. Lebih hebatnya lagi tidak kau selipkan secara tersurat. Kau cerdas. Berdakwah dengan menyiratkan ayat ayat Rabb dengan indah. Membuat literaturmu ditujukan untuk semua kalangan. Tidak hanya beberapa golongan. Cerdas! Fantastis! Aku menangis berkali-kali menyendu tersadar kehinaan pribadi ini.. Semakin aku merunduk bersimpuh tersungkur dalam puji dan syukur pada Illah. Pada Sang Maha Sempurna. Terimakasih guru. Telah kau tumpahkan ilmumu

Wednesday 8 April 2015

Kawan, dengarkan aku

Kawan. Mungkin aku memang terlahir "miskin pengalaman". Hidupku diselimuti zona aman. Terlampau aman. Hingga aku tersadar dunia tak seaman hidupku. Dan tak selamanya aku hidupi hidupku yang ini. Kelak aku dewasa. Hidupi dunia sendiri, keluar dari zona aman yang telah sengaja dibentuk oleh kedua orang tuaku.

Karenanya. Demikian aku sedikit demi sedikit mencari makna kehidupan. Mencari betapa bengis manusia modern ini. Yang dibalut ego diri, terlampau nyaman dengan hidup yang dikelilingi nafsu birahi. Ya kawan. Aku belajar. Belajar memaknai hidup. Tidak sembarang memaknai. Aku benar benar mencari dari seluruh sudut pandang. Baik jahat licik bijak. Semuanya. Aku pelajari. Dari mana aku belajar? Tentu semuanya. Dari lisan tulisan juga buktinyata yang disediakan alam. Dan kau kawan salah satu sumber ilmu ku. Berjuta syukurku pada Allah Tuhan Semesta Alam yang telah pertemukan aku pada kalian.

Kalian tahu sendiri bagaimana hidupku? Ajaran orang tuaku terlampau merasuk pada pribadi ini. Sampai tak peru lagi mereka arahkan. Aku terkadang menolak secara sengaja ajakan "mencari pengalaman"-mu kawan. Maaf. Malah terkadang aku beralasan orang tuaku tidak mengizinkan. Hah mustahil bukan? Ya terkadang memang itu kujadikan pembenaran atas ketakutanku meminta izin. Maaf.

Namun sedikit demi sedikit aku bangun keberanian. Jika memang alasan logis dan tidak dalam keadaan genting knapa aku harus takut?

 Tidak! Sama sekali aku tidak menyalahkan orang tuaku. Sungguh mereka adalah tempat kembaliku di dunia fana ini. Hanya aku yang terlalu takut. aku lah yang salah. Ya..

Kawan pengalamanmu yang kau bagi ialah harta pelita modal untukku menjalani hidup ini. Sekali lagi. Terimakasih kawan yang sudi berbagi hartamu pada sang fakir pengalaman ini. Terimakasih..

Cerita untukmu, guru.

Banyak yang ingin Ku ceritakan.. Terlampau banyak. Hingga sangat sulit menyusun pecahan pecahan puzzle itu. Ada yang mengasyikkan. Ada yang menyenakkan. Kadang aku ingin istirahat sejenak. Menghentikan waktu yang terus mengintai bak singa yang sedang mengawasi mangsanya. Merebahkan tubuh ringkih ini di hamparan padang rumput yang sejuk hijau dihiasi semilir melodi alam. Meninggalkan sejenak kewajiban sebagai manusia. Dari bola sejarah nan Indah.


Pertanyaan pertanyaan itu sedikit demi sedikit terjawab. Jelas sudah seluruh gemuruh parau hidup. Apa yang kita lakukan sedikit banyak berpengaruh pada yang lain. entah alam entah makhluk hidup. Banyaknya kita tak mengetahuinya. Benar kata mu guru. Lebih baik kita memang tak mengetahuinya. Demikian kita jadi berhati hati. Demikian membuat kita sedikit lebih bijak menghadapi carut marut kehidupan ini.


Rasanya
Baru kau Ku temu
Membumbung melambung ilmu
Merendah hatimu luluhkan batu


Sialnya kau t'lah jauh terbang
Tinggalkan diri ini yang merindu
Tinggalkan aku yang kelabu


Tentu itu hak mu
Hanya aku saja tak kuasa
Kau memang guruku
Tapi guru apa yang tak kuasa ditanya?

Monday 6 April 2015

Tere-Liye

Tere-liye
Begitu ia menyebut dirinya, pujangga baru era modern, sederhana yang kaya, kaya ilmu kaya aksara, begitu lembut nan halus, sekali ku lirik buatku pelik, bukan main indah tutur katanya. Memperlihatkan kecerdasan yang dibalut kesederhanaan. Ini yang kusebut kedewasaan aksara. Aku benar benar menciut dibuat malu oleh karyanya. Belum, belum ku santap habis seluruhnya, bahkan baru belasan halaman ku lirik, namun aku sudah jatuh cinta pada bahasa dan alurnya. Satu lagi penulis cerdas aku temukan. Menjadi guru besar dalam hidupku.

 Aah rasanya ingin aku hidup bebas berkeliling dunia membaca seluruh karya sastra. Mustahil. Dunia ini dipenuhi kewajiban. Cita cita menjadi ahasveros cukuplah jadi mimpi indah. Lagi pula Tuhan sudah berikan selaksa nikmat. Aku hanya kurang bersyukur..

Saturday 4 April 2015

Kawan

Kawan,
Selaksa rasa kita t'lah lalu
Resah bahagia kerap kita bagi
Sekejap namun t'lah menetap

  Biar resah seluruh gelisah
  Biar mengalir air mata kita
  Biar sluruh rasa kita terpa
  Biar sejarah mengukir kisah kita

Kawan,
Kelak kita dewasa
Kelak kita hidupi seorang diri


Kita ini hewan ternak
Nyaman dalam kandang
Tak sadari pemburu liar diluar
Tak pahami dunia luar


Ingatlah,
Dunia t'lah menjadi jahanam
Dunia dipenuhi para bedebah
Jaga jati diri, bangun pribadi

Aqidah dan iman adalah kunci

Kawan,
Ini pesan dari sang jalang
Boleh kau hina harap kausantun
Selamat tinggal kawan


Thursday 2 April 2015

Rindu

Aku merindu sosokmu
Yang kian hangat bagai matari
Selalu ku anggap tak berlalu
Ingin ku dekap lepas rinduku

Kau ada saat tiada
Kau rindu saat merindu
Menari nari ku dalam lamunku
Kadang terbahak kadang menyendu

Kau bawa beribu rasa
Aku terima penuh rasa

Tapi apalah ini takku arti
Tapi apalah rasa bila tiada arti
Sungguh kian menyiksa
Sungguh kerap merindu rasa

Dunia indah kadang
Kadangpun menjadi jalang
Sial
Aku terlalu merindu

Wednesday 1 April 2015

Untitled

Jemari menari mencari arti
Bermain main aksara
Meretas seberkas rasa
Memilah pilu hati

Bocah bocah itu riang meriuh
Gembira dalam neraka

Ingin ku berucap,
'Rianglah nak, teruslah gembira'
'Selagi hidupmu kerap bahagia'
'Kelak kau kan temui neraka dunia'


Ku pendam tak ku dendam,
Lebih baik tahu lah mereka kelak
Aku enggan hancurkan senyum
Mereka bersih tak berdosa

Aku hanya lelah
Mungkin ini gelapku
Mungkin ini salahku
Mungkin