Monday 6 April 2015

Tere-Liye

Tere-liye
Begitu ia menyebut dirinya, pujangga baru era modern, sederhana yang kaya, kaya ilmu kaya aksara, begitu lembut nan halus, sekali ku lirik buatku pelik, bukan main indah tutur katanya. Memperlihatkan kecerdasan yang dibalut kesederhanaan. Ini yang kusebut kedewasaan aksara. Aku benar benar menciut dibuat malu oleh karyanya. Belum, belum ku santap habis seluruhnya, bahkan baru belasan halaman ku lirik, namun aku sudah jatuh cinta pada bahasa dan alurnya. Satu lagi penulis cerdas aku temukan. Menjadi guru besar dalam hidupku.

 Aah rasanya ingin aku hidup bebas berkeliling dunia membaca seluruh karya sastra. Mustahil. Dunia ini dipenuhi kewajiban. Cita cita menjadi ahasveros cukuplah jadi mimpi indah. Lagi pula Tuhan sudah berikan selaksa nikmat. Aku hanya kurang bersyukur..

No comments:

Post a Comment