Thursday 5 March 2015

Iri dalam kebaikankah? Atau sangsi? Mungkin meluruskan..

Tinggal sejumput tempo, kami hadapi beberapa ujian.. UN, SBMPTN.. Nurani kamipun tergerak, bukan paksaan, rasa tanggung jawablah yang membuat kami asa..

Seperti biasa aku berusaha melihat kejadian ini secara adil dan menyeluruh.. Ku lihat secercah masih bermain dalam khayal, bermain dalam duniawi.. Tapi pun mereka berusaha keras, itu hanya untuk meregangkan otak.. Beberapa tak rela, tak sudi bila kawan mati-matian mereka.. Mungkin hanya sekilas.. Aku hanya ingin sedikit mengeluh, tentu aku manusia biasa yang masih butuh mengeluh..

Begini.. Pernah pasti kalian lihat dan dengar kawan sedang belajar, tibalah kawan lain datang dan protes penuh dengki "Kok belajar terus sih? ane aja nggak belajar..". Terkadang terlihat dari raut dan intonasi bicara, bahwa ia tak senang melihat kawannya berusaha, mungkin takut? takut kalah? Iri dalam kebaikan? Sungguh boleh iri dalam kebaikan.. Memotivasi diri untuk ikut berusaha.. Tapi tak sadarkah kadang celotehan ini membuat yang lain tidak enak untuk melanjutkan usahanya? Apa kalian senang bila ia berhenti belajar? lalu mendapat takdir buruk? Celaka.. Celaka... Tak perlulah omongan itu dilontarkan.. Cukup pendam dalam hati.. Lalu berusaha.. Ikut berusaha..



Lalu, aku akan tenden mengimbau kita semua, bahwa menuntut ilmu haruslah dengan niat yang baik.. Mungkin sedikit kutipan buku "Maraqi Al-'ubudiyyah" karya Sekh Nawawi Al-Bantani ini akan membukakan pikiran kita juga nurani kita..

"Ketahuilah wahai orang yang memiliki tekad kuat dan kesungguhan dalam menuntut ilmu.. 

Jika engkau menuntut ilmu agar engkau semata yang menjadi alim lantaran ilmu itu amat berharga, atau untuk berbangga diri dan bersikap angkuh, atau agar bisa mengungguli sesama penuntut ilmu, atau untuk menarik simpati orang demi meraih kekayaan materi yang kelak akan sirna dan memperoleh kedudukan di sisi penguasa, sesungguhnya engkau telah merusak agamamu dan menghancurkan jiwamu. Karena engkau telah menempatkan dirimu di depan murka Allah, serta menjual kehidupan akhirat dengan kehidupan dunia sehingga perniagaanmu mendatangkan kerugian. Sebab, kehidupan dunia tidak memiliki nilai apa pun dibanding kehidupan akhirat. Transaksi perdagangan yang kaulakukan pasti hancur, dan tidak ada kebaikan sedikit pun yang diperoleh darinya. Kesemuanya itu adalah gambaran ilmu yang tidak bermanfaat.

Dalam hal ini, gurumu adalah pembantumu dalam kemaksiatan yang kauperbuat dan mitramu dalam kerugian yang kau derita layaknya orang yang menjual pedang kepada para perampok, sebagaimana sabda Rasulullah saw, "Barang siapa yang menolong (orang) untuk berbuat maksiat walau dengan setengah kata maka sesungguhnya ia telah bersekutu dengannya (dalam perbuatan maksiat tersebut)."

Dalam hadis lain disebutkan, "Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim, sedangkan (mengajarkan) ilmu pada orang yang tidak layal mendapatkannya ibarat orang yang mengalungkan mutiara, permata, dan emas pada seekor babi." Dengan kata lain, mengajarkan ilmu kepada orang yang tidak layak mendapatkannya adalah perbuatan zalim. Oleh karena itu, hendaknya setiap orang berilmu bersikap waspada dalam segala hal, serta memperlakukan orang lain sesuai dengan kedudukan dan keadaannya, layaknya seorang tabib yang harus memberi obat sesuai penyakit yang diderita pasiennya.

Apabila niat dan tujuanmu dalam mencari ilmu untuk mendapatkan hidayah Allah, atau dengan tujuan menghilangkan kebodohan diri sendiri dan orang-orang yang bodoh; atau untuk menghidupkan agama dan membela Islam dengan perantaraan ilmu yang kau dapat; seraya berniat memanjatkan syukur kepada-Nya atas karunia akal dan kesehatan badan yang telah dianugerahkan Dia kepadamu, bukan sekadar meriwayatkan atau menukil dari para ulama maka bergembiralah, sesungguhnya para malaikat telah ridha terhadap apa yang kaulakukan. Mereka akan membentangkan sayap-sayap mereka untuk menjadi tempat pijakan kakimu saat engkau berjalan, sebagai pernyataan ridha atas upayamu."


Subhannallah.. Kutipan paragraf-paragraf buku itu ialah pengingat kita.. Pengingat agar kita meluruskan kembali niat kita dalam menuntut ilmu.. Jangan sampai kita salah tujuan.. Celakalah kita.. Sungguh aku hanya ingin mengingatkan kita semua.. karena aku pun terkadang masih terlena.. aku pun dikelilingi dosa, pun kesalahan.. 

Semoga postingan kali ini bermanfaat untuk kita semua.. Tetaplah pada jalan-Nya.. Tetap menuntut ilmu.. Tetap menjaga hati dan pikiran kita.. 

...
Ilmu terkadang membuta
Melalang meronta
Mengusang permata
Memaki kata

Ilmu seharusnya membuka
Mendukung menata
Mencurah raga
Merangsang kata

Ya Allah luruskanlah
Ya Allah tatalah
Ya Allah tuntunlah

Letter G

No comments:

Post a Comment